Apakah benar sakit Jantung Penyakit Orang Kaya?

Bacadata : Permasalahan lain yang perlu dihadapi yaitu fakta bahwa makin meningkatnya umur, diikuti dengan meningkatnya type penyakit yang hampiri. Hal semacam ini manjadi beban pada ekonomi pasien di mana lanjut usia umumnya alami penurunan produktivitas, hingga beban ekonomi yang di tanggung bakal bertambah. Aspek ekonomi tak mempunyai korelasi pada penyakit jantung serta pembuluh, banyak pasien penyakit jantung serta pembuluh datang dari kelompok ekonomi menengah ke bawah, dan kurang mampu.

Ketidaktahuan pada aspek dampak penyakit jantung, serta pola hidup yang serba cepat jadi salah satu pemicu tingginya angka penyakit jantung serta pembuluh. Berdasar pada data Riskesdas pada th. 2007, memberikan prevalensi pada sebagian aspek resiko penyakit jantung serta pembuluh darah, seperti berat tubuh lebih (obesitas) 19, 1% serta obesitas sentral 18, 8%, diabetes melitus (kencing manis) di daerah perkotaan 5, 7%, mengkonsumsi makanan asin (24, 5%) serta makanan berlemak tinggi (12, 8%), kurang konsumsi serat seperti buah-buahan serta sayuran (93, 6%), kurang kesibukan fisik 48, 2%, masalah mental emosional 11, 6%, perokok aktif sehari-hari 23, 7%, serta mengkonsumsi alkohol dalam 12 bln. paling akhir sebesar 4, 6%. Seperti kita kenali, kesibukan fisik dengan teratur berguna untuk mengatur berat tubuh serta memperkuat system jantung serta pembuluh darah.
Apakah benar Penyakit Jantung Penyakit Orang Kaya

Data Riskesdas 2007 juga menunjukkan bahwa di Indonesia 48, 2% masyarakat nyatanya kurang beraktivitas fisik. Berdasar pada propinsi, Kalimantan Timur (61, 7%) serta Riau (60, 2%) adalah dua propinsi dengan kesibukan fisik tertinggi. Sedang propinsi Nusa Tenggara Timur (27, 3%), Sulawesi Tengah (39, 4%), serta Bengkulu (40, 1%) adalah propinsi dengan kegiatan fisik kurang. Kategorisasi kesibukan fisik dipandang dari kesibukan fisik yang dikerjakan dalam satu minggu paling akhir untuk masyarakat umur 10 th. ke atas.

Di katakan “cukup” apabila dikerjakan terus-menerus sekurangnya 10 menit dalam satu aktivitas tanpa ada henti serta dengan cara kumulatif 150 menit sepanjang lima hari dalam 1 minggu. Berdasar pada grup usia, kurang kesibukan fisik tertinggi ada pada grup 75 th. ke atas (76, 0%) serta usia 10-14 th. (66, 9%). Tidak hanya umur, nyatanya aspek resiko type kelamin juga bertindak.

 Kurang kesibukan fisik pada wanita (54, 5%) lebih tinggi di banding laki-laki (41, 4%). Sedang berdasar pada tingkat pendidikan, makin tinggi pendidikan nyatanya bisa membuat makin tinggi prevalensi kurang kegiatan fisik. Selanjutnya, dilihat dari umumnya masyarakat perkotaan menunjukkan angka prevalensi kurang kesibukan fisik (57, 6%) lebih tinggi dibanding masyarakat yang tinggal di pedesaan (42, 4%).

Hal-hal lain tentang data yang teranalisis yaitu makin tinggi tingkat pengeluaran per kapita tiap bulan jadi makin bertambah prevalensi kurang kesibukan fisik. Jadi, Penyakit jantung tidaklah penyakit yang bisa dilihat mata sebelah. Mari, kita bergerak serta melakukan tindakan buat kurangi angka kesakitan, serta kematian disebabkan penyakit jantung di Indonesia!

Dapat disimpulkan bawah penyakit jantung sekarang ini bukanlah penyakit orang kaya, yang selama ini jadi anggapan sebagian orang. Data Sumber: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Hasil Laporan Riset Kesehatan Dasar – RISKESDAS, 2007. Beltrame JF, Dreyer R, Tavella R. Epidemiology of Coronary Artery Disease. Whelton PK. Epidemiology and the Prevention of Hypertension. J Clin Hypertens 6 (11):636-642, 20.

Subscribe to receive free email updates:

loading...

0 Response to "Apakah benar sakit Jantung Penyakit Orang Kaya? "

Posting Komentar