Ada banyak kemaksiatan yang dibisikkan setan ke dalam hati manusia, agar manusia terjerumus ke dalamnya. Diantara bentuk kemaksiatan itu adalah ghibah. Ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang dia tidak suka (jika hal itu disebutkan). Baik dalam keadaan soal jasmaninya, agamanya, kekayaannya, hatinya, ahlaknya, bentuk lahiriyahnya, dan sebagainya. Ghibah itu termasuk dosa besar.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ ». قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ « ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ ». قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ « إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim no. 2589).
Nabi Muhammad SAW bersabda,
مَا الْغِيْبَةُ ؟ قَالُوْا : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ : ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ، فَقِيْلَ : أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِيْ أَخِيْ مَا أَقُوْلُ ؟ قَالَ : إِنْ كَانَ فِيْهِ مِا تَقُوْلُ فَقَدِ اْغْتَبْتَهُ, وَ إِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ مِا تَقُوْلُ فَقَدْ بَهَتَّهُ
“Tahukah kaliana apa itu ghibah?”tanya Rasulullah kepada para sahabatnya. Sahabat menjawab : Allah dan Rosul-Nya yang lebih mengetahui. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata : “Yaitu engkau menyebutkan (mengumpat) sesuatu yang tidak disukai oleh saudaramu”, Kemudian ada yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,”Bagaimanakah pendapat engkau bila yang disebutkan itu memang benar ada padanya ? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Kalau memang ia benar begitu berarti engkau telah mengumpatnya. Tetapi jika apa yang kau sebutkan tidak benar maka berarti engkau telah berdusta atasnya.” (HR Muslim no 2589, Abu Dawud no 4874, At-Tirmidzi no 1999).
Ternyata ada 8 macam bentuk ghibah yang mungkin tidak disadari oleh manusia yang melakukannya. Diantara bentuk ghibah tersebut adalah sebagai berikut:
2. Mengumpat saudaranya di hadapan orang lain, untuk mengesankan bahwa dirinya adalah orang yang tidak suka ghibah, padahal sejatinya dia sedang mengghibahi saudaranya. Hal ini akan menjatuhkan harga diri saudaranya yang dia umpat. Allah SWT tidak akan tertipu dengan tipu muslihat yang seperti ini, sebagaimana dia telah berhasil menipu manusia.
3. Menyebutkan kekurangan saudaranya, dengan niatan untuk mengangkat martabat dirinya dan merendahkan kedudukan orang yang dia ghibahi. Sebagai contoh perkataan “Dari kelas satu SMA sampai kelas tiga, rapornya selalu merah. Kalau saya alhamdulillah, walaupun tidak pernah rangking satu, tetapi masuk tiga besar terus”. Ada maksud terselubung dari ucapan itu, yaitu untuk mengangkat martabatnya dan menghinakan kedudukan orang lain. Orang seperti ini tidak hanya melakukan ghibah, tetapi juga riya'.
4. Mengumpat saudaranya karena dorongan hasad (iri dengki). Setiap kali ada orang yang menyebutkan kebaikan saudaranya, diapun berusaha untuk menjatuhkannya dengan menyebutkan kekurangan-kekurangannya. Orang seperti ini telah terjurumus ke dalam dua dosa besar sekaligus, yaitu dosa ghibah dan dosa hasad.
5. Menyebutkan kekurangan orang lain untuk dijadikan bahan candaan. Dia sebutkan aib-aib saudaranya supaya orang lain tertawa. Dan lebih parah lagi, bila yang dijadikan bahan candaan adalah kekurangan guru atau ustadznya.
6. Ghibah juga muncul dalam bentuk ucapan keheranan, yang terselubung motif menjatuhkan kedudukan orang lain. Micalnya ucapan ”Saya heran sama dia, dari tadi dijelaskan oleh gurunya tetapi tidak paham-paham juga”.
7. Mengumpat dengan ungkapan yang seakan-akan mengesankan rasa kasihan. Orang yang mendengarnya menyangka bahwa dia sedang merasa kasihan dengan orang yang dia maksudkan. Padahal sejatinya dia sedang mengumpat saudaranya. Seperti ucapan ”Saya kasihan sama dia, sudah miskin, sakit-sakitan pula".
8. Mengumpat saat sedang mengingkari suatu maksiat. Seperti perkataan “Kalian ini masih muda. Gunakanlah waktu kalian untuk hal-hal yang bermanfaat dan produktif. Supaya masa depan kalian lebih cerah. Jangan seperti anaknya pak Budi itu, kerjaannya hanya main kartu, judi, mabuk-mabukan”.
Demikianlah 8 ghibah yang sering terjadi dan tidak kita disadari. Semoga informasi ini bermanfaat, dan semoga Allah SWT menyelamatkan kita dari dosa ghibah, dan senantiasa menambahkan taufik dan hidayah-Nya untuk kita semua. Nas alullah as-salaamah wal ‘aafiyah.
loading...
0 Response to "Inilah 8 Ghibah Terselubung, Waspadai!"
Posting Komentar