Maksiat merupakan tindakan manusia yang melanggar hukum moral, yang bertentangan dengan perintah Allah SWT. Maksiat dapat melemahkan dan memutuskan jalan menuju surga Allah SWT.
Maksiat membuat seorang individu untuk berbuat suatu hal yang condong kepada kemungkaran. Perbuatan maksiat mempunyai ciri-ciri yaitu dapat menghasilkan kepuasan diri, mengasyikkan serta nikmat sehingga dapat membuat seorang individu senang dan bahkan kecanduan untuk melakukan kembali hal tersebut.
Manusia adalah makhluk yang paling mulia di sisi Allah SWT, namun di sisi lain manusia akan menjadi hina disisi Allah SWT jika dia sendiri menenggelamkan dirinya dalam perbuatan maksiat.
Menurut ajaran Islam, kerugian bagi manusia yang melakukan maksiat yaitu menjadi penghalang untuk memperoleh ilmu pengetahuan, terhalangnya ketaatan kepada Allah SWT, menyebabkan seseorang menjadi hina, hilangnya rasa malu, mendapat akhir hidup yang buruk, hati menjadi keras, menghilangkan berkah, membuat hati menjadi sempit, serta mendapatkan laknat dan siksa Allah SWT di akhirat.
Berikut ini 13 Penawar Racun Kemaksiatan:
Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu berkata,
”Orang beriman melihat dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut gunung tersebut menimpanya. Sementara orang yang fajir (suka berbuat dosa) dosanya seperti lalat yang lewat di atas hidungnya.”
2. Jangan meremehkan dosa
Rasulullah SAW bersabda,
”Janganlah kamu meremehkan dosa, seperti kaum yang singgah di perut lembah. Lalu seseorang datang membawa ranting dan seorang lainnya lagi datang membawa ranting sehingga mereka dapat menanak roti mereka. Kapan saja orang yang melakukan suatu dosa menganggap remeh suatu dosa, maka itu akan membinasakannya.” (HR.Ahmad dengan sanad yang hasan).
3. Jangan mujaharah (menceritakan dosa)
Rasulullah SAW bersabda,
”Semua umatku dimaafkan kecuali mujahirun (orang yang berterus terang). Termasuk mujaharah ialah seseorang yang melakukan suatu amal (keburukan) pada malam hari kemudian pada pagi harinya ia membeberkannya, padahal Allah telah menutupinya, ia berkata, ‘Wahai fulan, tadi malam aku telah melakukan demikian dan demikian’. Pada maalm hari Tuhannya telah menutupi kesalahannya tetapi pada pagi harinya ia membuka tabir Allah yang menutupinya.” (HR.Bukhari dan Muslim).
4. Bertaubatlah nasuha secara tulus
Rasulullah SAW bersabda,
”Allah lebih bergembira dengan taubat hamba-Nya tatkala bertaubat daripada seorang di antara kamu yang berada di atas kendaraannya di padang pasir yang tandus. Kemudian kendaraan itu hilang darinya, padahal di atas kendaraan itu terdapat makanan dan minumannya. Ia sedih kehilangan hal itu, lalu ia menuju pohon dan tidur di bawah naungannya dalam keaadaan bersedih terhadap kendaraannya. Saat ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba kendaraannya muncul di dekatnya, lalu ia mengambil tali kendalinya. Kemudian ia berkata, karena sangat bergembira, ‘Ya Allah Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu’. Ia salah ucap karena sangat bergembira”. (HR.Bukhari dan Muslim).
5. Jika melakukan dosa lagi, maka bertaubatlah kembali
Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu berkata,
”Sebaik-baik kalian adalah setiap orang yang diuji (dengan dosa) lagi bertaubat.” ditanyakan, ‘Jika ia mengulangi lagi?’ Ia menjawab, ‘Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.’ Ditanyakan, ‘Jika ia kembali berbuat dosa?’ Ia menjawab, ‘Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.’ Ditanyakan, ‘Sampai kapan?’ Dia menjawab, ‘Sampai setan berputus asa.”
6. Menjauhi faktor-faktor penyebab kemaksiatan
Orang yang bertaubat harus menjauhi situasi dan kondisi yang biasa ia temui pada saat melakukan kemaksiatan, serta menjauh darinya secara keseluruhan dan sibuk dengan selainnya.
7. Selalu istighfar
Saat-saat untuk beristighfar adalah ketika kita melakukan dosa, setelah melakukan ketaatan, dalam dzikir-dzikir rutin harian, senantiasa istighfar setiap saat. Rasulullah SAW beristighfar kepada Allah SWT dalam sehari lebih dari 70 kali.
8. Berjanji kepada Allah SWT untuk meninggalkan kemaksiatan
Berjanji kepada Allah (berupa nadzar atas tebusan dosa yang dilakukannya). Karena yang menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam kemksiatan tidak lain hanyalah karena panggilan syahwat (hawa nafsu) lebih mendominasi dirinya daripada panggilan iman.
9. Melakukan kebajikan setelah keburukan
Rasulullah SAW bersabda,
”Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebajikan maka kebajikan itu akan menghapus keburukan tersebut, serta perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR.Ahmad dan Tirmidzi).
10. Mewujudkan tauhid
Rasulullah SAW bersabda,
”Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Barangsiapa yang melakukan kebajikan, maka ia mendapatkan pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa; barangsiapa yang datang kepada-ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah yang sama.” (HR.Muslim dan Ahmad).
11. Bergaul dengan orang-orang yang baik (orang yang shalih)
Karena persahabatan dengan orang-orang baik adalah amal shalih, mencintai orang-orang shalih akan menyebabkan kita bersama mereka walaupun kita tidak mencapai kedudukan mereka dalam amal, penyesalan dan penderitaan karena melakukan kemaksiatan hanya dapat dipetik dari bersahabat dengan orang shalih.
Manusia itu ada 3 golongan yaitu
- Golongan yang membawa dirinya dengan kendali takwa dan mencegahnya dari kemaksiatan. Inilah golongan terbaik.
- Golongan yang melakukan kemaksiatan dalam keadaan takut dan menyesal. Ia merasa dirinya berada dalam bahaya yang besar, dan ia berharapa suatu hari dapat berpisah dari kemaksiatan tersebut.
- Golongan yang mencari kemaksiatan, bergembira dengannya dan menyesal karena kehilangan hal itu.
12. Jangan meninggalkan dakwah
Said bin Jubair berkata,
”Sekiranya sesorang tidak boleh menyuruh kebajikan dan mencegah dari kemungkaran sehingga tidak ada dalam dirinya sesuatu (kesalahanpun), maka tidak ada seorangpun yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran.” Imam malik berkomentar, ”Ia benar. Siapakah yang pada dirinya tidak ada sesuatupun (kesalahan).”
13. Jangan mencela orang lain karena perbuatan dosanya
Rasulullah SAW menceritakan kepada para shahabat bahwasanya seseorang berkata,
”Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan.” Allah swt berkata, ”Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosanya dan Aku telah menghapus amalmu.” (HR.Muslim).
Demikianlah 13 Penawar Racun Kemaksiatan. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua untuk senantiasa menjauhi dan tidak melakukan maksiat. Allah SWT berfirman,
"Barangsiapa yang melakukan kebajikan, maka ia mendapatkan pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa; barangsiapa yang datang kepada-ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah yang sama.” (HR.Muslim dan Ahmad).
loading...
0 Response to "Inilah 13 Penawar Racun Kemaksiatan"
Posting Komentar