Hati ibarat raja sedangkan anggota tubuh yang lain adalah prajuritnya. Seorang raja yang baik akan memerintahkan kebaikan kepada prajuritnya. Sehingga terciptalah sebuah negeri yang aman sentosa dan penuh kebaikan.
Demikianlah hati, semua yang dilakukan oleh anggota tubuhnya akan menjadi baik manakala hati itu baik, seperti sabda Rasulullah SAW:
“ Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging. Jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh. Ketahuilah segumpal daging itu adalah hati “ (HR Bukhari dan Muslim dari Abi Abdillah An-nu’man bin Basyir).
1. Hati yang bersih
Sebagaimana Allah SWT berfirman:
“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (TQS. Asy-Syu’āra’ [26] : 88-89).
Ibnu Qayyim rahimahullāh berkata:
“al-qalb as-salīm adalah hati yang bersih dari kesyirikan, kebencian, kedengkian, keirihatian, kekikiran, kesombongan, kecintaan pada dunia dan kekuasaan, serta bersih dari semua nafsu yang bertentangan dengan firman-Nya, bersih dari semua syubhat (ketidakjelasan) yang bertentangan dengan sunnahnya, bersih dari semua kehendak yang menandingi kehendak-Nya, dan bersih dari semua pemutus yang memutus hubungannya dengan Allah.”
2. Hati yang mati yang tidak memiliki kehidupan.
Hati yang mati sama sekali tidak mengenal Tuhannya, tidak beribadah sesuai perintah-Nya, tidak mencintai-Nya, dan tidak mencari ridha-Nya. Sebaliknya, hati yang mati ini selalu berbuat mengikuti syahwatnya dan kelezatannya, sekalipun hal itu mengundang murka Tuhan dan kemarahan-Nya.
Hati yang mati ini adalah hati orang kafir.
Allah SWT berfirman:
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah); mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah); dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (TQS. Al-A’rāf [7] : 179).
3. Hati yang hidup tetapi berpenyakit
Hati ini memiliki dua kecenderungan, terkadang condong ke sana dan terkadang condong ke sini, terkadang memihak sana dan terkadang memihak sini. Hati jenis ketiga ini adalah hati yang plinplan, tidak memiliki pendirian yang jelas. Hati jenis ini adalah hati orang munafik dan penyembah hawa nafsu.
Allah SWT berfirman:
“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (TQS. Al-Hajj [22] : 52).
1. Berlebihan dalam berbicara
Berlebihan dalam berbicara dapat menyebabkan hati kita menjadi keras. Rasulullah SAW bersabda:
“ Janganlah memperbanyak kata (bicara) selain dzikrullah, karena banyak bicara selain dzikrullah menjadikan hati keras. Dan orang yang terjauh dari Allah adalah yang berhati keras”. (HR. Tirmidzi dari Ibnu Umar).
Banyak berbicara terkadang membuat seseorang mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan dan tanpa dipertimbangkan sebelumnya,
2. Berlebihan dalam memandang sesuatu
Allah SWT telah memerintahkan kepada setiap mukmin dan mukminah untuk menundukkan pandangannya yang demikian itu lebih suci bagi hati-hati mereka, dan juga mereka akan merasakan manisnya iman. Sabda Rasulullah SAW:
“ Barangsiapa yang menahan pandangannya karena Allah, maka dia akan diberikan oleh Allah rasa manisnya iman yang ia rasakan dalam hatinya, sampai dimana ia menghadap kepadaNya”. (HR. Ahmad).
Sekarang bagaimana jika perintah itu dilanggar? Maka jelas akan menyebabkan fitnah bagi hati pelakunya. Lalu ia berbuat melampaui batas sehingga hilanglah akal sehatnya dan menyebabkan ia menjadi pengabdi hawa nafsu.
3. Berlebihan dalam makan
Dari Miqdam bin Ma’di Karib, dia berkata, bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“ Anak adam tidak memenuhi wadah yang lebih buruk, daripada ia memenuhi perutnya. Cukuplah baginya beberapa suap saja untuk menguatkan tulang rusuknya. Jika memang tidak memungkinkan, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum, dan sepertiga untuk nafasnya”. (HR. Ahmad dan Tirmidzi).
Ibrahim bin Adham berkata:
“ Barangsiapa mampu mengendalikan perutnya, maka ia mampu pula mengendalikan agamanya, dan barangsiapa yang mampu menguasai akhlak-akhlak yang baik, sebab maksiat kepada Allah itu jauh dari orang-orang yang lapar (yang mampu syahwat perutnya)”.
4. Berlebihan dalam bergaul
Betapa tragis suatu pergaulan yang karenanya timbul benih-benih permusuhan dan kebencian yang terpendam. Demikian juga berlebih-lebihan dalam pergaulan dapat mendatangkan kerugian di dunia dan akhirat. Jadi usahakanlah untuk bersikap bijak, dan dapat menempatkan diri dalam menghadapi berbagai karakter teman sepergaulan.
Setelah Mengenal 3 Jenis Hati Manusia dan 4 Penyakit Hati, hendaknya kita mengintrospeksi diri kita sendiri, termasuk dalam golongan yang manakah hati kita? Apakah hati kita termasuk dalam hati yang sehat, hati yang sakit, atau malah hati kita telah mati?
Kita bisa mencari hati kita pada tiga tempat:
1. Saat mendengarkan Al-Qur’an
2. Ketika dalam majlis dzikir (ilmu)
3. Disaat sedang menyendiri
Jika kita tidak mendapatinya pada ketiga tempat tadi, maka memohonlah kepada Allah SWT agar kita diberi hati, karena kita sudah tidak memiliki hati lagi.
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.” (HR. Ahmad dan at Tirmidzi)
loading...
0 Response to "Mengenal 3 Jenis Hati Manusia dan 4 Penyakit Hati"
Posting Komentar